Arah itu tak terkendali, raut merenungi setapak tak bertuan
Langkahku gontai merangkak dijemari pagi, beralaskan pelapah keasaan menutup teriknya kedustaan
Menghilangkan rasa terpedaya akan kezaliman jiwa, itu mengharap hujan ditengah lautan
Sangkakala hati menengahi akan leburnya perasaan, nyaringnya jeritan akal seakan berjalan seiringan
Kadang berharap cahaya pada nyala lilin, akhirnya padam termakan waktu yang berlari
Izinkan aku berbalik arah, walaupun empedu harus ditelan
Walaupun jarum jatuh ditumpukan jerami, suatu saat pasti mendapatkannya
Keyakinanku merambah akal semu kehidupanku, seakan berteriak pada semilir angin
Fatamorgana keindahan harta didepan mata, menggilas tanpa ampun laju hidupku
Memang harusnya kutak mendengar bisikan maya, indahnya memperdaya, paitnya tiada tara, siksanya luar biasa......
Mulai saat ini, kutatah ilmu, ku-ukir akal, kutimbang perasaan, sedalam-dalamnya
Agar hidup tak terpedaya maya.....fatamorgana,